Kriptografi Jaringan
Pendahuluan
Masalah
keamanan merupakan salah satu aspek penting dari sebuah sistem
informasi. Sayang sekali masalah keamanan ini seringkali kurang mendapat
perhatian dari para pemilik atau pengelola system informasi. Beberapa
cara telah dikembangkan untuk menangani masalah keamanan ini, salah satu
teknik untuk pengamanan data dari suatu sistem informasi adalah dengan
menggunakan algoritma penyandian. Algoritma penyandian data saat ini
telah semakin banyak jumlahnya, sejalan dengan berkembangnya ilmu yang
mempelajari penyandian data tersebut. Ilmu ini biasa disebut
Kriptografi. Dengan menggunakan cara ini, data jelas (plaintext)
dapat diubah ke dalam bentuk sandi (chipertext) dengan
menggunakan kunci tertentu. Untuk itu, kerahasiaan kunci merupakan hal
yang sangat diperlukan untuk keberhasilan proses penyandian data.
Ada
beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menerapkan sistem penyandian
data atau kriptografi, yaitu kriptografi konvensional dan kriptografi
kunci public. Pada kriptografi konvensional, untuk mengubah plaintext ke
bentuk chipertext dan proses kebalikannya menggunakan kunci yang sama.
Untuk itu kerahasiaan kunci pada kriptografi konvensional ini mutlak
sangant diperlukan. Sedangkan pada kriptografi kunci public, digunakan
dua buah kunci untuk proses di atas, dalam hal ini kunci untuk enkripsi
tidak dirahasiakan dan untuk deskripsi dijaga kerahasiaannya.
Pengertian
Kriptografi
Kriptografi
(Cryptography): Kriptografi berasal dari bahasa Yunani,
terdiri dari dua suku kata yaitu “crypto” berarti “secret” (rahasia)
dan “graphy” berarti “writing” (tulisan). Kriptografi
adalah ilmu yang mempelajari teknik-teknik matematika yang berhubungan
dengan aspek keamanan informasi seperti kerahasiaan data, keabsahan
data, integritas data, serta autentikasi data (Menezes, Oorschot and
Vanstone, 1997). Kriptografi dapat pula diartikan sebagai ilmu atau seni
untuk menjaga keamanan pesan. Ketika suatu pesan dikirim dari suatu
tempat ke tempat lain, isi pesan tersebut mungkin dapat disadap oleh
pihak lain yang tidak berhak untuk mengetahui isi pesan tersebut. Untuk
menjaga pesan, maka pesan tersebut dapat diubah menjadi suatu kode yang
tidak dapat dimengerti oleh pihak lain.Ada empat tujuan mendasar dari
ilmu kriptografi ini yaitu :
Kerahasiaan, adalah layanan
yang digunakan untuk menjaga isi dari informasi dari siapapun kecuali
yang memiliki otoritas.
Integritas data, adalah
berhubungan dengan penjagaan dari perubahan data secara tidak sah. Untuk
menjaga integritas data, sistem harus memiliki kemampuan untuk
mendeteksi manipulasi data oleh pihak-pihak yang tidak berhak, antara
lain penyisipan, penghapusan, dan pensubsitusian data lain kedalam data
yang sebenarnya.
Autentikasi, adalah
berhubungan dengan identifikasi, baik secara kesatuan sistem maupun
informasi itu sendiri. Dua pihak yang saling berkomunikasi harus saling
memperkenalkan diri. Informasi yang dikirimkan melalui kanal harus
diautentikasi keaslian, isi datanya, waktu pengiriman, dan lain-lain.
Non-repudiasi, adalah
membuktikan suatu pesan berasal dari seseorang, apabila ia menyangkal
mengirim pesan tersebut.
Sistem
kriptografi harus memenuhi tiga kebutuhan secara umum,
-
Proses transformasi enkripsi dan deskripsi harus efisien untuk semua kunci.
-
Sistem harus mudah untuk digunakan.
-
Keamanan dari sistem sebaiknya hanya tergantung pada kerahasissn kunci dan tidak tergantung pada kerahasissn dari algoritma enkripsi maupun deskripsi.

Cabang
lain dari cyptology adalah cyptanalysis yaitu metode
untuk memecahkan kerahasiaan data yang disamarkan dan pelakunya
dinamakan kriptanalis (cyptanalist). Ada empat metode serangan
terhadap sistem kriptografi, yaitu:
-
Serangan dengan chipertexy saja (Ciphertext-only-attack)
Upaya kriptanalis yang hanya berbasis pada pengetahuannya akan sebagian atau keseluruhan chipertext, tapi tidak memiliki informasi lain.
-
Serangan dengan Plaintext yang diketahui (Known-plaintext-attack)
Upaya kriptanalis berdasarkan pengetahuannya tentang pasangan plaintext dan chipertext yang berkorespondensi. Serangan ini dapat dilakukan karena format standar dan struktur data program yang sudah umum.
-
Serangan dengan plaintext terpilih (Chosen-plaintext-attack)
Disini kriptanalis dapat memperoleh chipertext yang berkoresponden dengan plaintext yang dipilih. Hal ini dapat terjadi jika kriptanalis mampu memasukkan suatu plaintext ke dalam basis data sistem, dan mengamati perubahan yang terjadi dari hasil chipertext yang dibuat oleh sistem.
-
Serangan dengan Chipertext terpilih (Chosen-chipertext-attack)
Disini kriptanalis memilih chipertext tertentu untuk mendapatkan kuncinya. Kriptanalis mengirim dalam jumlah yang besar plaintext, untuk kemudian mencocokkan chipertext yang dihasilkan sistem dengan chipertext yang telah dipilih sebelumnya.
Berdasarkan
segi keamanannya, kriptografi dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian
yaitu,
1. Unconditionally secure (aman
tidak bergantung pada kondisi)
Yaitu keadaan dimana jumlah informasi yang
tersedia bagi kriptanalis belum memadai untuk memecahkan sistem
kriptografi, tidak peduli sebanyak atau sekuat apapun perhitungan yang
dibuat. Salah satu penerapan metode ini adalah dengan menggunakan kunci
secara acak dan tidak pernah digunakan kembali.
2. Computationally (aman secara
perhitungan)
Yaitu keadaan dimana sistem kriptografi
tidak dapat dipecahkan dengan sumber informasi yang tersedia, secara
sistematis.
Keamanan
Data
Metode
kriptografi klasik hanya menyediakan secrecy (kerahasiaan) untuk
informasi yang dikirimkan melalui saluran komunikasi. Pengirim
menentukan metode chiper dan kunci untuk proses enkripsi. Kunci tersebut
kemudiandikirim kepada penerima secara langsung melalui saluran yang
aman (secure channel). Sedangkan pesan dalam bentuk chipertext dikirim
oleh pengirim melalui saluran komunikasi biasa (insecure channel).Metode
kriptografi modern melindungi data yang dikirim melalui saluran
berkecapatan tinggi atau disimpan di dalam sistem komputer. Untuk
menangani hal-hal tersebut di atas, maka diperlukan adanya:
-
Secrecy atau Privacy (kerahasiaan atau keleluasaan pribadi)
Untuk mencegah perolehan informasi dari saluran komunikasi secara tidak sah oleh pihak yang tidak berhak menerima informasi tersebut.
-
Authenticity atau Integrity (pembuktian keaslian atau pengesahan)
Untuk mencegah modifikasi data ke dalam saluran komunikasi oleh pihak yang tidak bertanggungjawab dengan tujuan untuk menyesatkan pihak yang berkepentingan.
Untuk
mendapatkan secrecy, dibutuhkan :
-
Kondisi yang sangat sulit secara perhitungan bagi kriptanalis untuk memecahkan algoritma dan kunci deskripsi dari chipertext C secara sistematis.
-
Kondisi yang sulit secara perhitungan bagi kriptanalis untuk mendapatkan pesan M dari chipertext C secara sistematis.
Gambar
2 berikut ini memperlihatkan aliran proses secrecy pada metode
kriptografi modern :

Algoritma
Kriptografi
Ada
dua elemen dasar dari kriptografi, yaitu :
-
Algoritma Kriptografi
Merupakan satu set peraturan atau langkah-langkah yang tetap dalam melakukan transformasi.
-
Kunci Kriptografi
Satu set variabel yang terdiri dari urutan bit untuk mentransformasikan data.
Algoritma
kriptografi adalah algoritma yang melakukan chiper. Masukan
dari algoritma kriptografi adalah plaintext, sedangkan
keluarannya disebut chipertext. Kunci algoritma digunakan
sebagai pengontrol dari transformasi yang dilakukan dari plaintext
maupun chipertext. Transformasi dari plaintext
menjadi chipertext disebut prosedur enkripsi, sedangkan
transformasi chipertext menjadi plaintext disebut
dekripsi. Algoritma enkripsi harus bersifat unreversible (tidak dapat
dibalik), jadi merupakan one-way-function (fungsi satu arah), sehingga
harus ada algoritma dekripsi yang sesuai untuk membalikkan transformasi
enkripsi dengan menggunakan kunci yang tepat. Ada beberapa metode untuk
mengimplementasikan sistem kriptografi, baik dengan algoritma metode
klasik maupun dengan algoritma modern.
Algoritma
Kriptografi Dengan Metode Klasik
Algoritma
dengan metode klasik ini sudah jarang digunakan karena sudah dianggap
tidak aman lagi. Hal ini dikarenakan metode yang dibuat dianggap terlalu
sederhana dengan mekanisme perhitungan yang tidak terlalu sulit untuk
dipecahkan. Berikut ini akan dijelaskan beberapa tipe dari metode
klasik, yaitu transposisi, substitusi dan produk.
-
Chiper Transposisi
Metode ini mengubah posisi karakter dari plaintext. Chiper transposisi yang tertua adalah chiper scytale, 400 S.M misalkan plaintext : ENKRIPSI DATA ALGORITMA KUNCI PUBLIK, dengan kedalaman k=3 :
E R S A A O T K C U I
N I I T L R M U I B K
K P D A G I A N P L
Maka
diperoleh chipernya sebagai berikut :
ERSAAOUTKCUINIITLRMUIBKKPDAGIANPL
-
Chiper Substitusi
Beberapa tipe chiper substitusi antara lain : monoalphabetic, polyalphabetic, dan polygram. Monoalphabetic adalah yang paling sederhana dengan menggeser suatu karakter sebanyak K pada suatu plaintext untuk mendapatkan chipertext. Metode ini pertama kali digunakan oleh Julius Caesar, dengan menggunakan kedalaman k=3. Misal ada suatu pesan : KRIPTOGRAFI, maka bentuk chipernya adalah : NULSWRJUDIL. Polyalphabetic adalah substitusi yang menggunakan kunci lebih dari satu. Sedangkan pada polygram tidak seperti metode substitusi yang lainnya. Jika pada metode yang lain 1 karakter di enkripsi pada siatu waktu, maka pada polygram beberapa karakter di enkripsi pada waktu yang sama dengan suatu kunci.
-
Chiper Produk
Merupakan chiper dari komposisi dua atau lebih chiper. Chipertext dari suatu chiper menjadi pleintext bagi chiper berikutnya. Chiper produk yang pertama diperkenalkannya adalah ADFGVX yang digunakan Jerman pada PD II. Chiper ini menggunakan tabel dengan 6 kolom 6 baris.ADFGVXAKZWR1FD9B6CLSFQ7JPGXGEVY3ANV8ODH02XUTISTM
Jika
plaintext adalah KRIPTOGRAFI dan kuncinya CRYPTO, didapat chipertext
yang pertama adalah AA AG XF FG XV VD FV AG GV AX XF, kemudian disusun
sebagai berikut :
C R Y P T O :
Kunci
1 4 6 3 5 2 :
Urutan Kunci
A
|
A
|
A
|
G
|
X
|
F
|
F
|
G
|
X
|
V
|
V
|
D
|
F
|
V
|
A
|
G
|
G
|
V
|
A
|
X
|
X
|
F
|
kemudian
dapat diperoleh chipertext kedua yaitu : AFFA FDV GVGF AGVX XVG AXAX
Algoritma
Kriptografi Modern dengan Kunci Publik
Konsep
dasar dari algoritma ini adalah menggunakan dua buah kunci yang berbeda
untuk proses enkripsi dan deskripsinya, sehingga disebut sistem
asimetris. Walaupun demikian, kedua kunci tersebut masih memiliki
hubungan matematis. Masing-masing pemakai dalam jaringan komunikasi
mengumumkan kunci (kunci publik) untuk proses enkripsi, sedangkan satu
kunci lainnya dijaga kerahasiaannya (kunci privat) dan hanya pemakai
tersebut yang boleh mengetahuinya. Apabila ada pemakai lain yang ingin
mengirim pesan ke pemakai X maka pemakai lain tersebut akan mencari
kunci publik pemakai X dari daftar kunci publik yang diumumkan, untuk
kemudian melakukan proses enkripsi dan mengirimkannya pada pemakai X.
Pesan yang datang kemudian akan dibuka dengan menggunakan kunci privat
yang hanya diketahui oleh pemakai X.

Kunci
enkripsi (public key) diberitahukan kepada umum tanpa
membahayakan kerahasiaan kunci dekripsi. Sedangkan kunci dekripsi (private
key) dijaga kerahasiaannya dan hanya diketahui oleh pemiliknya.
Hanya mengetahui kunci publik, tidak akan mungkin untuk mengetahui isi
pesan maupun mendapatkan/menurunkan kunci enkripsi. Dengan sifat yang
demikian maka sistem kriptografi ini tidak memerlukan saluran khusus
yang aman untuk pendistribusian kunci, seperti halnya pada sistem
konvensional.
Sistem
kriptografi kunci publik perhitungannya berdasarkan pada konsep trap-door-one-way-function.
Yang dimaksud dengan one-way-function adalah suatu fungsi yang
mudah dihitung untuk satu arah, namun untuk arah sebaliknya sangat
sulit untuk dihitung. Sedangkan trap-door-one-way-function
adalah suatu one-way-function yang inversnya mudah
dihitung apabila diberikan suatu informasi tertentu yang dipergunakan
untuk mendesain fungsi tersebut. Fungsi tersebut hanya mudah dihitung
dalam satu arah, dan tanpa informasi khusus proses kebalikannya akan
memakan waktu yang sangat lama. Langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam proses pertukaran informasi dengan menggunakan algoritma kunci
publik :
-
Masing-masing pemakai di dalam jaringan menghasilkan sepasang kunci, yaitu kunci publik dan kunci privat. Masing-masing kunci privat dijaga kerahasiaannya oleh masing-masing pemakai sehingga tidak ada seorangpun yang mengetahuinya.
-
Masing-masing pemakai mempublikasikan kunci publik miliknya pada suatu media publik atau file yang dapat dilihat oleh semua pemakai yang ada di dalam jaringan.
-
Pemakai A mengenkripsi pesan M dengan menggunakan prosedur enkripsi E dan kunci publik B, dan mengirim hasilnya berupa chipertext C = E [PKb,M] kepada pemakai B.
-
Pemakai B kemudian dengan menggunakan kunci privat B dan prosedur dekripsi D, akan mendekripsi C untuk mendapatkan pesan :
M = D [PRb,C ] = D [PRb,E [PKb,M]]
Berikut
ini salah satu contoh algoritma RSA dalam penentuan public key :
Algoritma Pembangkitan
kunci
1. Pilih
dua bilangan prima p dan q
2.
Hitung n = p*q;
3.
Hitung z = (p-1)(q-1)
4. Pilih
e yang relatif prima terhadap z, artinya pembagi terbesar dari e dan z
adalah 1. (1< e < z).
5.
Hitung d = e-1 mod z, dan d < z
6.
Diperoleh kunci umum Ku = (e,n) dan kunci khusus Kk = (d,n)
Contoh :
1. Pilih
p = 7 dan q = 17
2.
Hitung n = 7 * 17 = 119
3.
Hitung z = 6 * 16 = 96
4. Pilih
e = 5, karena prima terhadap z dan < z
5.
Hitung d = 5-1 mod 96 à 5d = 1 mod 96
d = 77,
karena 5*77 = 385 = 1 + 4*96 dan d< z
6. Maka diperoleh Ku = (5, 119) ; Kk =
(77,119)
Kesimpulan
Kriptografi
merupakan ilmu atau seni untuk menjaga keamanan pesan. Dalam kriptografi dikenal istilah chiper
yaitu metode penulisan rahasia yang dalam hal ini plaintext
(atau data jelas) ditransformasikan menjadi chipertext (atau
data sandi). Proses transformasi dari plaintext menjadi chipertext
disebut enkripsi sedangkan kebalikannya dari chipertext
menjadi plaintext disebut deskripsi.
Ada
empat tujuan mendasar dari ilmu kriptografi ini yaitu kerahasiaan,
Integritas Data, Autentikasi, Non-repudiasi. Begitu juga halnya dengan
metode serangan terhadap sistem kriptografi yakni Ciphertext-only-attack,
Known-plaintext-attack, Chosen-plaintext-attack dan
Chosen-chipertext-attack.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar