link pak mesran

Kamis, 27 Juni 2013

Kriptografi Modern yang Ekonomis

                         Kriptografi Modern yang Ekonomis 

Akhirnya saya diberikan kesempatan untuk kembali posting di blog setelah sekian lama bergelut dengan skripsi. Kali ini saya akan memposting tentang penelitian saya, yang bisa diaplikasikan untuk menjaga keamanan data. Kalau untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,ya mudahnya untuk menyandikan file-file yang dirahasiakan.
Kenapa tidak menggunakan perangkat lunak saja yang bisa dengan mudah di download lewat internet? Jawabannya cukup mudah, teknologi kriptografi yang saya jadikan sebagai bahan penelitian saya untuk tugas akhir ini adalah dengan menggunakan perangkat keras. Perangkat keras memiliki kelebihan dibandingkan perangkat lunak dalam pemrosesan suatu perintah dalam hal efisiensi waktu. Dengan menggunkan perangkat lunak yang ada pada komputer, tentu saja kinerjanya akan dipengaruhi juga oleh kinerja komputer yang digunakan. Selain itu, prosessor tidak hanya membagi kinerja dan memori untuk proses kriptografi, tapi juga untuk tampilan dll.
Tapi hardware kriptografi yang ada di pasaran saat ini memang terbilang mahal, sebut saja salah satunya adlah Crypto Toolkit milik Stiftung Secure Information and Communication Technologies SIC. Kalau masih penasaran, bisa lihat price listnya di link ini.
Selain mahal, perangkat keras kriptografi bersifat permanen, maksudnya jika kita sudah menanamkan program ke dalamnya, maka jika terjadi kesalahan atau bila kita ingin melakukan pengeditan, misal pada kunci sandinya, maka hal tersebut tidak bisa dilakukan kecuali pada perangkat lunak. Maka perangkat keras yang saya gunakan adalah perangkat keras yang bisa diubah atau diprogram ulang, yang disebut dengan FPGA (Field Programmable Gate Array).
Tapi sebelum membahas lebih lanjut, pada artikel ini saya akan membahas terlebih dahulu tentang apa itu sistem kriptografi.
Sejarah Kriptografi
Sejak 4000 tahun lalu kriptografi telah dikenal oleh orang-orang Mesir lewat hieroglyph walaupun bukan dalam bentuk tulisan standard. Mereka juga menggunakan kriptografi untuk mengirim pesan ke pasukan yang berada di medan perang dan agar pesan tersebut tidak terbaca oleh pihak musuh walaupun pembawa pesan tersebut tertangkap oleh musuh.
 
Pada zaman Romawi kuno, ketika Julius Caesar ingin mengirimkan pesan rahasia pada seorang Jendral di medan perang. Pesan tersebut harus dikirimkan melalui seorang prajurit, tetapi karena pesan tersebut mengandung rahasia, Julius Caesar tidak ingin pesan tersebut terbuka di tengah jalan. Di sini Julius Caesar memikirkan bagaimana mengatasinya yaitu dengan mengacak isi pesan tersebut menjadi suatu pesan yang tidak dapat dipahami oleh siapapun kecuali hanya dapat dipahami oleh Jendralnya saja. Tentu sang Jendral telah diberi tahu sebelumnya bagaimana cara membaca pesan yang teracak tersebut, karena telah mengetahui kuncinya [1]. Julius Caesar mengirimkan pesan rahasia kepada panglima perang di medan perang dengan mengganti semua susunan alfabet dari: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z, menjadi: d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z a b c [2].
Nah, untuk mencobanya, silahkan pecahkan misteri ini:

taken from http://www.lbpost.com/life/2000000360-the-organized-mind-caesar-cipher#.USQ5n1eTUcs
Sistem Kriptografi
Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua suku kata yaitu kripto dan graphia. Kripto artinya menyembunyikan, sedangkan graphia artinya tulisan. Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari teknik-teknik matematika yang berhubungan dengan aspek keamanan informasi, seperti kerahasiaan data, keabsahan data, integritas data, serta autentikasi data [3] .
Dalam proses pengiriman suatu informasi dari pengirim ke penerima memungkinkan informasi tersebut akan disadap oleh pihak lain yang kemudian akan mengetahui isi dari informasi tersebut. Karena teknik untuk mencegah penyadapan merupakan teknik yang sulit dilakukan, maka salah satu cara yang dilakukan agar informasi tersebut tetap terjaga kerahasiannya adalah dengan
melalui teknik kriptografi. Teknik kriptografi terdiri dari dua bagian, yaitu enkripsi dan dekripsi. Pada proses enkripsi, informasi yang akan dikirim diubah menjadi suatu kode-kode acak yang
tidak dapat dimengerti, sehingga pihak lain yang walaupun dapat menyadap, namun tidak dapat mengerti isi dari informasi tersebut. Dalam kriptografi, informasi asli yang belum mengalami proses enkripsi diistilahkan dengan plainteks, sementara hasil dari proses enkripsi disebut dengan cipherteks. Pada proses dekripsi, cipherteks akan diproses kembali sehingga menjadi plainteks. Dalam kedua proses tersebut, diperlukan suatu mekanisme dan kunci tertentu. 
Mekanisme yang dilakukan dalam proses kriptografi salah satunya dengan menggunakan algoritma. Algoritma tersebut dapat dibedakan berdasarkan kesamaan kuncinya, yaitu kunci simetris dan asimetris. Pada algoritma kunci simetris, kunci yang digunakan dalam proses enkripsi maupun dekripsi adalah sama, sementara pada algoritma asimetris, kunci yang digunakan berbeda dalam
proses enkripsi maupun dekripsi. Gambar di bawah ini menjelaskan perbedaan antara kriptografi kunci simetis dengan algoritma kunci asimetris.
taken from http://www.codeproject.com/Articles/15280/Cryptography-101-for-the-NET-Framework
Selain dibedakan berdasarkan kesamaan kuncinya, algoritma kriptografi juga dapat dibedakan berdasarkan jumlah data yang diproses dan alur pengolahan datanya menjadi block cipher dan stream cipher. Pada algoritma block cipher, informasi yang akan dienkripsi dibagi menjadi beberapa blok-blok dengan ukuran bit-bit tertentu. Sedangkan pada stream cipher, informasi dienkripsi persatuan data.
taken from http://www.denimgroup.com/know_artic_cryptographic.html
Pembahasan tentang kriptografi cukup sampai di sini, pada postingan berikutnya akan saya jabarkan tentang apa itu FPGA.
Semoga bermanfaat.
[1] https://docs.google.com/document/d/1lBtJDoXy1rcLmYtj-U39NleGgu_G0PeLuFfjHe6HLzk/edit
[2] http://ilmu-kriptografi.blogspot.com/2009/05/sejarah-kriptografi.html
[3] A. Menezes, P. van, Oorschot, and S. Vanstone, “Handbook of Applied Cryptography,” Book Handbook of Applied Cryptography, Series Handbook of Applied Cryptography, ed., Editor ed.^eds., CRC Press, 1996, pp.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar